Selasa, 20 Juli 2010

KFP - Kincir Angin Pemompa Air Permukaan (KAG4PAP)

Kincir angin pemompa air memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan kincir angin pembangkit listrik (lihat posting 26 Juni 2010 tentang kincir angin pembangkit listrik), yaitu menyedot energi gerakan angin dan merubahnya menjadi energi gerakan berputar di poros kincir, tapi yang menjadi topik sekarang adalah merubah energi gerakan berputar di poros kincir menjadi energi aliran air untuk keperluan pengairan atau menaikkan muka air.

Agar memudahkan penyebutannya, panggil saja teknologi ini sebagai KAG4PAP (dibaca kag-for-pap) atau kalau mau lebih singkat lagi sebut saja KFP. Skematik dari teknologi KFP ini adalah sebagai berikut

Ada dua jenis KFP, yaitu KFP mekanikal dan KFP elektrikal, walaupun berbeda nama tapi fokus kedua jenis teknologi ini adalah sama, yaitu meningkatkan muka air dari sumur atau sungai ke tabung penyimpan air (biasa disebut toren). Selanjutnya air pada toren bisa langsung dialikan ke tempat yang jauh karena sudah memiliki ketinggian yang signifikan terhadap muka tanah.

Bila ketinggian muka air dalam toren itu lima meter terhadap permukaan tanah, maka air bisa dialirkan sejauh kira-kira radius 500 meter, jadi kualitas angin memadai dan jumlah air mencukupi serta kebutuhan air tak terlalu besar, maka sebuah KFP bisa mengairi kebun seluas 78 hektar (teoritis).

Pada kenyataannya, umumnya sebuah KFP mampu mengairi kebun sayur atau kebun buah seluas 10 hektar. Untuk sawah dengan jenis padi gogo untuk penanaman tadah hujan, satu KFP juga bisa mengairi 10 hektar, namun untuk sawah dengan varietas biasa untuk penanaman di musim hujan atau dengan sawah pengairan teknis, mungkin satu KFP hanya bisa mengairi 3 hektar saja.

Karena itu untuk memberikan hasil maksimal dibandingkan dengan harga dan usahanya, KFP sebaiknya hanya dipakai di sawah tadah hujan atau perkebunan sayur / buah di kawasan terpencil. Pada kawasan sawah / kebun tadah hujan yang telah menggunakan  KFP, kesejahteraan petani meningkat sangat drastis karena KFP memungkinkan petani sawah / kebun tadah hujan untuk menikmati air sepanjang tahun, artinya mereka bisa menanam sepanjang tahun. Untuk petani sawah tadah hujan, teknologi KFP ini bisa meningkatkan pendapatan petani dengan memungkinkan panen pada 3 kali setahun, dari yang sebelumnya hanya 1 kali per tahun bila hanya mengharapkan air hujan saja.

Adalah suatu rahmat dari Allah yang Maha Pengasih bahwa pada umumnya angin di musim kemarau jauh lebih besar dan berkualitas daripada angin di musim hujan, karena itu KFP bisa mengangkat air dari sungai / sumur ke sawah / kebun di saat air memang sangat dibutuhkan.

Perbedaan utama KFP mekanikal dan KFP elektrikal adalah sebagai berikut:

1. KFP mekanikal menggunakan energi angin yang langsung menggerakkan pompa air. Di saat angin lemah, maka pompa tidak bisa bergerak, tapi disaat angin besar maka KFP bisa menggerakkan pompa air dengan lancar. Kelebihan KFP mekanikal adalah efisiensinya lebih tinggi untuk kawasan berangin besar karena energi angin yang ada langsung dikonversikan menjadi aliran air. Sedangkan kekurangannya adalah sulitnya mengatur kapan air harus mengalir dan kapan harus dihentikan, kekurangan lainnya adalah KFP mekanikal ini hanya cocok untuk kawasan berangin besar, padahal untuk kawasan tropikal di khatulistiwa seperti Indonesia, kawasan angin besar itu relatif jarang ditemui.

2. KFP elektrikal merubah energi angin menjadi energi listrik yang bisa disimpan di baterai sementara angin bertiup tidak terlalu kencang, lalu jika energi di dalam baterai sudah memadai, maka pompa air bisa dijalankan sesuai kebutuhan. Dan bila energi angin di musim kemarau tidak memadai untuk membangkitkan listrik sesuai kebutuhan, kita bisa juga menggunakan panel surya yang mengkonversikan energi surya menjadi energi listrik yang bisa disimpan dalam baterai juga, lalu energi listrik yang ada bisa digunakan untuk menggerakkan pompa air sesuai kebutuhan. Kelebihan KFP elektrikal ini adalah bisa dipakai di kawasan yang berangin tidak terlalu besar, dan kawasan seperti ini adalah kawasan yang mewakili mayoritas daerah di Indonesia. Kekurangannya, adalah efisiensinya lebih rendah untuk kawasan berangin besar.

Berikut ini adalah foto-foto beberapa KFP di wilayah Jawa Barat

1. proses instalasi KFP mekanikal berkapasitas 1 liter per detik, lihat perbandingan ukurannya dengan teknisi yang melakukan instalasi


















2. Rangkaian pompa mekanikal berkapasitas 1 liter per detik














3. Bandingkan ukuran pompa berkapasitas 3 liter per detik pada gambar di bawah dengan 1 liter per detik pada gambar di atas



















4. Perbandingan ukuran bilah kincir untuk kapasitas 1 liter per detik dengan kapasitas 3 liter per detik


















5. KFP Elektrikal dengan panel surya


















informasi lebih lanjut bisa dilihat di http://bwen.indonetwork.co.id

1 komentar:

Unknown mengatakan...

biaya pembuatannya kira-kira berapa ya?